Jumat, 23 Januari 2009

TQM

Permasalahan optimalisasi bukanlah perkara yang mudah. Untuk meraih suatu peraihan
yang optimal, perusahaan berusaha sekuat tenaga dengan memberdayakan sumber daya yang dimiliki. Secara matematis, nilai yang ingin diraih secara optimum oleh perusahaan, dirumuskan dengan nilai = total revenue – total cost. Secara nyata, pencapaian nilai yang optimal melibatkan berbagai macam strategi, yang tidak semata mata mengandalkan produk dan harga yang bernaung di bawah departemen pemasaran perusahaan, tetapi keseluruhan elemen dari perusahaan tersebut. Pendekatan Total Quality Management adalah salah satu upaya untuk meraih nilai yang optimal dengan melibatkan keseluruhan unsur perusahaan, di bawah satu visi bersama. Proses kerja yang lebih efektif dan efisien, diikuti oleh sumber daya manusia yang berkompeten dengan loyalitas dan daya juang yang tinggi, akan menghasilkan peningkatan kinerja yang berujung pada kepuasan konsumen.

Dafinisi

ISO: TQM adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berfokus pada kualitas dan didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan pada kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan memberikan manfaat pada anggota organisasi (sumber daya manusianya) dan
Masyarakat TQM juga diterjemahkan sebagai pendekatan berorientasi pelanggan yang memperkenalkan perubahan manajemen yang sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses TQM memiliki input yang spesifik (keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan), mentransformasi (memproses) input dalam organisasi untuk memproduksi barang atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan kepada pelanggan (output). Tujuan utama Total Quality Management adalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-menerus. Dengan demikian, juga Quality Management sendiri yang harus dilaksanakan secara terus-menerus. Sejak tahun 1950-an pola pikir mengenai mutu terpadu atau TQM sudah muncul di daratan Amerika dan Jepang dan akhirnya Koji Kobayashi, salah satu CEO of NEC, diklaim sebagai orang pertama yang mempopulerkan TQM, yang dia lakukan pada saat memberikan pidato pada pemberian penghargaan Deming prize di tahun 1974 (Deming prize, established in December 1950 in honor of W. Edwards Deming, was originally designed to reward Japanese companies for major advances in quality improvement. Over the years it has grown, under the guidance of Japanese Union of Scientists and Engineers (JUSE) to where it is now also available to non- Japanese companies, albeit usually operating in Japan, and also to individuals recognised as having made major contributions to the advancement of quality.)
Banyak perusahaan Jepang yang memperoleh sukses global karena memasarkan produk yang sangat bermutu. Perusahaan/organisasi yang ingin mengikuti perlombaan/ bersaing untuk meraih laba/manfaat tidak ada jalan lain kecuali harus menerapkan Total Quality Management. Philip Kolter (1994) mengatakan “Quality is our best assurance of custemer allegiance, our strongest defence against foreign competition and the only path to sustair growth and earnings”.

Di Jepang, TQM dirangkum menjadi empat langkah, yaitu sebagai berikut.
1. Kaizen: difokuskan pada improvisasi proses berkelanjutan (continuous Improvement) sehingga proses yang terjadi pada organisasi menjadi visible (dapat dilihat), repeatable (dapat dilakukan secara berulang-ulang), dan measurable (dapat diukur).
2. Atarimae Hinshitsu: berfokus pada efek intangible pada proses dan optimisasi dari efek tersebut.
3. Kansei: meneliti cara penggunaan produk oleh konsumen untuk peningkatan kualitas produk itu sendiri.
4. Miryokuteki Hinshitsu: manajemen taktis yang digunakan dalam produk yang siap untuk diperdagangkan.

Penerapan Total Quality Management dipermudah oleh beberapa piranti, yang sering disebut “alat TQM”. Alat-alat ini membantu kita menganalisis dan mengerti masalah-masalah serta membantu membuat perencanaan.
Delapan alat TQM yang diuraikan adalah sebagai berikut.
1. Curah pendapat (sumbang saran) -Brainstorming
Curah pendapat adalah alat perencanaan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas kelompok. Curah pendapat dipakai, antara lain untuk menentukan sebabsebab yang mungkin dari suatu masalah atau merencanakan langkah-langkah suatu proyek.

2. Diagram alur (bagan arus proses) 
Bagan arus proses adalah satu alat perencanaan dan analisis yang digunakan, antara lain untuk menyusun gambar proses tahap demi tahap untuk tujuan analisis, diskusi, atau
komunikasi dan menemukan wilayahwilayah perbaikan dalam proses.

3. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk menganalisis masalah masalah dengan kerangka Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).

4. Ranking preferensi
Alat ini merupakan suatu alat interpretasi yang dapat digunakan untuk memilih gagasan dan pemecahan masalah di antara beberapa alternatif.
5. Analisis tulang ikan
Analisis tulang ikan (juga dikenal sebagai diagram sebab-akibat) merupakan alat analisis, antara lain untuk mengkategorikan berbagai sebab potensial dari suatu masalah dan menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dalam suatu proses.

6. Penilaian kritis
Penilaian kritis adalah alat bantu analisis yang dapat digunakan untuk memeriksa setiap proses manufaktur, perakitan, atau jasa. Alat ini membantu kita untuk memikirkan apakah proses itu memang dibutuhkan, tepat, dan
apakah ada alternatif yang lebih baik. 



7. Benchmarking
Benchmarking adalah proses pengumpulan dan analisis data dari organisasi kita dan dibandingkan dengan keadaan di dalam organisasi lain. Hasil dari proses ini akan menjadi patokan untuk memperbaiki organisasi kita secara terus menerus. Tujuan benchmarking adalah bagaimana organisasi kita bisa dikembangkan sehingga menjadi yang terbaik.

8. Diagram analisa medan daya (bidang kekuatan)
Diagram medan daya merupakan suatu alat analisis yang dapat digunakan, antara lain untuk mengidentifikasi berbagai kendala dalam mencapai suatu sasaran dan mengidentifikasi berbagai sebab yang mungkin serta pemecahan dari suatu masalah atau peluang.

Syarat syarat pelaksanaan TQM dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut.
1. Setiap perusahaan/organisasi harus secara terus meneurus melakukan perbaikan mutu produk dan pelayanan sehingga dapat memuaskan para pelanggan.
2. Memberikan kepuasan kepada pemilik, pemasok, karyawan, dan para pemegang saham.
3. Memiliki wawasan jauh ke depan dalam mencari laba dan memberikan kepuasan.
4. Fokus utama ditujukan pada proses, baru menyusul hasil.
5. Menciptakan kondisi di mana para karyawan aktif berpartisipasi dalam menciptakan keunggulan mutu.
6. Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan dan aktif memotivasi karyawan bukan dengan cara otoriter sehingga diperoleh suasana kondusif bagi lahirnya ide-ide baru.
7. Rela memberikan ganjaran, pengakuan bagi yang sukses dan mudah memberikan maaf bagi yang belum berhasil/berbuat salah.
8. Setiap keputusan harus berdasarkan pada data, baru berdasarkan pengalaman/ pendapat.
9. Setiap langkah kegiatan harus selalu terukur jelas sehingga pengawasan lebih mudah.
10. Program pendidikan dan pelatihan hendaknya menjadi urutan utama dalam upaya peningkatan mutu.

4. ELEMEN PENDUKUNG DALAM TQM
Elemen-elemen pendukung TQM dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Kepemimpinan
Manajer senior harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan memberikan, menggunakan alat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan menggali siapa-siapa yang berhasil menerapkan konsep manajemen mutu terpadu. Ketika memutuskan untuk menggunakan MMT/TQM sebagai kunci proses manajemen, peranan manajer senior sebagai penasihat, guru, dan pimpinan tidak bisa diremehkan.Pimpinan Senior suatu organisasi harus sepenuhnya menghayati implikasi manajemen di dalam suatu ekonomi internasional di mana manajer yang paling berhasil, paling mampu, dan
paling hebat pendidikannya di dunia harus diperebutkan melalui persaingan yang ketat. Kenyataan hidup yang berat ini akan menyadarkan manajer senior mengakui bahwa mereka harus mengembangkan secara partisipatif, baik misi, visi, maupun proses manajemen, yang dapat mereka gunakan untuk mencapai keduanya. Pimpinan bisnis harus mengerti bahwa MMT adalah suatu proses yang terdiri atas tiga prinsip dan elemen-elemen pendukung yang harus mereka kelola agar mencapai perbaikan mutu yang berkesinambungan sebagai kunci keunggulan bersaing.

2. Pendidikan dan Pelatihan
Mutu didasarkan pada keterampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang apa yang dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua karyawan, memberikan informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan mutu dan memecahkan persoalan. Pelatihan inti ini memastikan bahwa suatu bahasa dan suatu set alat yang sama akan diperbaiki di seluruh perusahaan. Pelatihan tambahan pada bench marking, statistik, dan teknik lainnya juga digunakan dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan yang paripurna.

3. Struktur Pendukung
Manajer senior mungkin memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan yang dianggap perlu dalam melaksanakan strategi pencapaian mutu. Dukungan semacam ini mungkin diperoleh dari luar melalui konsultan. Akan tetapi, lebih baik kalau diperoleh dari dalam organisasi itu sendiri. Suatu staf pendukung yang kecil dapat membantu tim manajemen senior untuk mengartikan konsep mengenai mutu, membantu melalui “network” dengan manajer mutu di bagian lain dalam organisasi, dan membantu sebagai
narasumber mengenai topik-topik yang berhubungan dengan mutu bagi tim manajer senior.

4. Komunikasi
Komunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh dengan cara berbeda-beda agar dapat berkomunimasi kepada seluruh karyawan mengenai suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam usaha peningkatan mutu. Secara ideal manajer harus bertemu pribadi dengan para karyawan untuk menyampaikan informasi, memberikan pengarahan, dan menjawab pertanyaan dari setiap karyawan. 5. Ganjaran dan Pengakuan Tim individu yang berhasil menerapkan proses mutu harus diakui dan mungkin
diberi ganjaran sehingga karyawan lainnya sebagai anggota organisasi akan mengetahui apa yang diharapkan. Gagal mengenali seseorang mencapai sukses dengan menggunakan proses menejemen mutu terpadu akan memberikan kesan bahwa ini bukan arah menuju pekerjaan yang sukses dan menungkinkan promosi atau sukses individu secara menyeluruh. Jadi, pada dasarnya karyawan yang berhasil mencapai mutu tertentu harus diakui dan diberi ganjaran agar dapat menjadi panutan/contoh bagi karyawan lainnya.

6. Pengukuran
Penggunaan data hasil pengukuran menjadi sangat penting di dalam menetapkan proses manajemen mutu. Penjelasan, pendapat harus diganti dengan data dan setiap orang harus diberi tahu bahwa yang penting bukan yang dipikirkan, melainkan yang diketahuinya berdasarkan data. Di dalam menentukan penggunaan data, kepuasan pelanggan eksternal harus diukur untuk menentukan seberapa jauh pengetahuan pelanggan bahwa kebutuhan
mereka benar-benar dipenuhi. Di samping keenam elemen pendukung di atas, ada unsur yang tidak bisa diabaikan, yaitu gaya kepemimpinan dalam organisasi/perusahaan bersangkutan. Suatu cara/gaya bagaimana seorang manajer
sebagai seorang pimpinan melakukan sesuatu sangat berpengaruh pada pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh bawahan/karyawan.

Terdapat 13 hal yang perlu dimiliki oleh seorang pimpinan dalam manajemen mutu terpadu, yaitu sebagai berikut.
1. Pimpinan mendasarkan keputusan pada data, bukan pendapat saja.
2. Pimpinan merupakan pelatih dan fasilitator bagi setiap individu/bawahan.
3. Pimpinan harus secara aktif terlibat dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh bawahan.
4. Pimpinan harus bisa membangun komitmen, yang menjamin bahwa setiap orang memahami misi, visi, nilai, dan target perusahaan yang jelas.
5. Pimpinan dapat membangun dan memelihara kepercayaan.
6. Pimpinan harus paham betul untuk mengucapkan terima kasih kepada bawahan yang berhasil/berjasa.
7. Aktif mengadakan kaderisasi melalui pendidikan dan pelatihan yang terprogram.
8. Berorientasi selalu pada pelanggan internal/eksternal.
9. Pandai menilai situasi dan kemampuan orang lain secara tepat.
10. Dapat menciptakan suasana kerja yang sangat menyenangkan.
11. Mau mendengar dan menyadari kesalahan.
12. Selalu berusaha memperbaiki sistem dan banyak berimprovisasi.
13. Bersedia belajar kapan saja dan di mana saja.

Kita sependapat bahwa mutu tidak ditentukan oleh pekerjaan di bengkel atau oleh teknis pemberi jasa yang bekerja melayani pelanggan. Akan tetapi, ditentukan oleh para manajer senior suatu organisasi yang berkat posisi yang dimilikinya bertanggung jawab kepada pelanggan, karyawan, pemasok, dan pemegang saham untuk keberhasilan suatu usaha. Manajer senior ini mengalokasikan implementasi proses manajemen yang memungkinkan perusahaan memenuhi visi dan misi mereka. Dengan mengkombinasikan prinsip-prinsip tentang mutu oleh para ahli dengan pengalaman praktik telah dicapai pengembangan suatu
model sederhana, tetapi sangat efektif untuk
mengimplementasikan manajemen mutu terpadu. Model tersebut terdiri atas
komponen-komponen berikut.
1. Tujuan: perbaikan terus-menerus, artinya mutu selalu diperbaiki dan disesuaikan dengan perubahan yang menyangkut kebutuhan dan keinginan
para pelanggan.
2. Prinsip: fokus pada pelanggan, perbaikan proses, dan keterlibatan total.
3. Elemen: kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan, struktur pendukung, komunikasi, ganjaran dan pengakuan, serta pengukuran. Model di atas dibentuk berdasarkan tiga
prinsip mutu terpadu, yaitu sebagai berikut.
1. Fokus kepada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
2. Fokus pada perbaikan proses kerja untuk memproduksi secara konsisten produk yang dapat diterima.
3. Fokus yang memanfaatkan bakat para karyawan.
5. MODEL TQM
 
Salah satu kerangka model TQM:
1. Ethics / etika
2. Integrity / integritas
3. Trust / kepercayaan
4. Training /diklat
5. Teamwork / kerja sama
6. Leadership / kepemimpinan
7. Recognition / akredibilitas
8. Communication / komunikasi
Elemen Kunci TQM
Model TQM di atas menunjukkan suatu philosophy bahwa mutu yang diinginkan didapat dari kekuatan kepemimpinan, perencanaan, design, dan peningkatan inisiatif. Kedelapan elemen kunci tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu sebagai
berikut.
1. Foundation, termasuk di dalamnya ethics, integrity, and trust.
2. Building Bricks, termasuk di dalamnya training, teamwork, and leadership.
3. Binding Mortar, termasuk di dalamnya adalah communication.
4. Roof adalah recognition.

1. Foundation
TQM dibangun di atas suatu fondasi yang terdiri atas ethics, integrity, dan trust. Ini akan menumbuhkan keterbukaan, keadilan, ketulusan dan memberikan peluang bagi semua orang untuk ikut serta dalam proses pelaksanaannya.Ketiga elemen kunci
pada grup ini akan membuka potensi TQM yang luar biasa. Ketiganya berjalan beriringan, tetapi memberikan kontribusi yang berbeda dan saling melengkapi dalam TQM.
a. Ethics adalah suatu bentuk kedisiplinan akan menjalankan halhal yang dianggap baik oleh perusahaan dan menghindarkan diri dari tindakan-tindakan yang dianggap buruk. Ada dua jenis etika perusahaan, yaitu yang berkaitan dengan etika bisnis dan etika personal, etika dari individual SDM terhadap perusahaan dan sesama SDM.
b. Integrity termasuk di dalamnuya adalah kejujuran, moralitas, nilai, keadilan, dan ketulusan. Semuanya harus terwujud dalam hubungan antara komponen perusahaan terhadap konsumen. Suatu perusahaan hendaknya mampu menilai apa yang konsumen harapkan dan apa yang pantas diberikan kepada konsumen berdasarkan nilai-nilai tersebut.
c. Trust kepercayaan di antara karyawan dan pihak-pihak terkait dengan perusahaan akan
memudahkan proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan. Jadi,
kepercayaan akan mendatangkan lingkungan yang kooperatif terhadap TQM. Bricks
Setelah memiliki fondasi yang kuat, maka pilar penyangga akan lebih kuat lagi dalam mencapai “atap“ yang menjadi tujuan TQM, yaitu recognition. Bricks terdiri atas hal-hal berikut.
a. Training–Diklat sangat penting bagi karyawan untuk meningkatkan produktivitasnya. Tugas diklat biasanya dibebankan pada supervisor atau badan tersendiri dari HumanResources Departement. Pada dasarnya diklat yang dibutuhkan karyawan di antaranya keahlian personal sesuai dengan pekerjaan masing-masing, kemampuan untuk bekerja aktif dalam tim, pemecahan masalah, pembuatan keputusan, ekonomi dan bisnis, dan keahlian teknis lainnya sehingga akan mampu mendapatkan karyawan yang efektif.
b. Teamwork–Kekuatan tim akan lebih hebat dari individu. Dengan tim permasalahan akan lebih cepat diselesaiakan dengan lebih banyak solusi yang dapat saling mengisi. Tim juga akan mampu mingimprovisasi proses dan pelaksanaan TQM. Ada tiga tipe tim yang disarankan dalam TQM, yaitu sebagai berikut.

i. Quality Improvement Teams or Excellence Teams (QITS) –
 Ini adalah bentukan tim yang sifatnya temporer yang bertugas untuk menyelesaikan problem yang spesifik. Biasanya bentukan tim ini digunakan dalam kurun waktu tiga sampai dengan dua belas bulan. Tim ini juga biasanya digunakan lagi ketika permasalahan yang sama timbul pada periode waktu berikutnya.
ii. Problem Solving Teams (PSTs)
 Tim ini juga bersifat temporer dengan tugas menyelesaikan permasalahan
yang juga spesifik dan mengidentifikasi serta menangani penyebab permasalahan dengan kurun waktu satu minggu sampai dengan tiga bulan. Dengan tingkat permasalahan yang lebih rendah daripada permasalahan yang dihadapi QITS.
iii. Natural Work Teams (NWTs) –
Bentukan tim ini terdiri atas sekelompok kecil SDM ahli di bidangnya dengan tiap-tiap anggota tim memikul tugas dan tanggug jawab sendiri-sendiri yang dibagi berdasarkan kapabilitasnya. Konsep yang terdapat di dalam tim yang melibatkan karyawan, kesanggupan me-manage tim secara professional, dan kesatuan di antara anggota tim yang berupa lingkaran berkualitas. Tim ini berkesinambungan tanpa ada batas waktu dengan jam kerja kurang lebih satu sampai dengan dua jam setiap minggunya.
c. Leadership – Bisa dikatakan
sebagai kunci utama dalam TQM. Sosok kepemimpinan dalam TQM hendaknya yang memiliki visi ke depan dan mampu menginspirasi anggotanya. Pemimpin di sini juga berarti mampu membuat arah strategi yang dapat dipahami oleh semua komponen yang ada dengan nilai-nilai yang mewakili seluruh kepentingan. Sosok kepemimpinan ini biasanya dipegang oleh seorang manajer. Dalam TQM juga dibutuhkan supervisor yang berkomitmen untuk memimpin karyawan. Seorang supervisor harus paham betul.
TQM dengan seperangkat nilai dan philosophy yang terkandung di dalamnya dan mampu mengkomunikasikannya ke seluruh elemen yang berada di bawahnya. Intinya keseluruhan TQM harus dipahami, dipegang, dan dipimpin oleh memiliki komitmen tinggi terhadap hal tersebut. Nilai obyektivitas harus dijunjung tinggi karena top management bertindak dari planer sampai measurement.
3. Binding Mortar
Binding Mortar merupakan elemen kunci yang melingkupi keseluruhan model dari TQM. Communication – Komunikasi adalah suatu jembatan yang menentukan keberhasilan TQM. Komunikasi yang tidak tepat dan tidak tertuju ke sasaran akan mengakibatkan rubuhnya model TQM. Kesatuan dari keseluruhan elemen kunci ini disatukan dengan suatu komunikasi yang tepat, yang tepat sasaran dan tepat ide. Komunikasi yang baik dalam TQM diperlukan antara seluruh elemen organisasi, supplier, dan konsumen. Dalam kondisi apa pun seorang supervisor harus peka terhadap aliran informasi yang ada di sekitarnya
yang kemudian disampaikan ke manajemen untuk diolah sedemikian rupa menjadi suatu keputusan terhadap suatu kondisi berupa informasi untuk kemudian disampaikan ke pihak-pihak yang terkait. Ada beberapa macam komunikasi, yaitu sebagai berikut.
i. Downward communication –
 Aliran komunikasi dari atas ke bawah. Komunikasi ini tergolong dominan dalam organisasi. Dari top manajemen yang menyampaikan informasi ke supervisor, selanjutnya dari supervisor ke karyawan adalah contoh darikomunikasi ini.
ii. Upward communication – Dapat
berupa kritikan karyawan terhadap manajemen atau hasil mata-mata karyawan dan pengetahuan lainnya dari karyawan yang disampaikan ke atas, demi kesempurnaan TQM. iii. Sideways communication – Komunikasi ini sangat penting karena memecah dinding pembatas antara satu departemen dengan departemen lainnya. Tanpa komunikasi ini TQM akan terpecah dari satu departemen dengan yang
lainnya.
4. Roof
Recognition – Recognition adalah elemen terakhir dari TQM. Seharusnya
elemen ini mampu memberikan
sugesti dan achivement bagi tim dan
karyawan individual. Dengan seseorang
memperoleh suatu pengakuan,
akredibilitas, maka secara otomatis
akan terjadi perubahan yang luar biasa
dalam kepercayaan diri, self esteem,
produktivitas, dan kualitas kerja yang
sesuai dengan mutu yang diharapkan
perusahaan. Secara tidak langsung hal
inilah yang pada akhirnya akan
memberikan kepuasan kepada
konsumen berupa produk dengan mutu
yang tinggi sebagai hasil dari
pemberdayaan SDM yang berkualitas.
Pengakuan atau kredibilitas dapat terjadi
dengan cara, terjadi pada tempat serta
terjadi pada waktu, antara lain sebagai
berikut.
- Cara – Berupa sertifikat penghargaan,
trofi, plakat, dan sebagainya.
- Tempat – Penampilan yang baik dapat
dilihat dari kondisi kerja departemen,
panitia, tim, dan top manajemen.
Pengakuan di sini terjadi di kalangan
departemen, top manajemen, ataupun di
kalangan karyawan
- Waktu – Pengakuan dapat diberikan pada
waktu tertentu, seperti rapat staf,
penghargaan yang sifatnya rutin, dan
sebagainya.
6. MODEL TQM YANG
DISEDERHANAKAN
Untuk membuat dan mengaplikasikan
sebuah model dari Total Quality
Management, maka dilakukan langkahlangkah
awal sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi elemen-elemen yang
diperlukan untuk kesuksesan
pendekatan manajemen kualitas.
2. Mengetahui cara cara agar keseluruhan
elemen tersebut dapat terkoneksi satu
dengan yang lain sehingga dapat
mencapai tujuan.
3. Membuat pilihan-pilihan proses yang
dapat dipilih dalam mecapai tujuan dari
manajemen kualitas. Mempelajari keahlian dan pengetahuan
untuk menyeimbangankan perencanaan
startegik perusahaan yang akan
dilakukan dengan rutinitas proses
operasional sehari- hari.
5. Mempelajari keahlian dan pengetahuan
yang akan digunakan oleh tiap-tiap
sumber daya manusia dan sumber daya
perusahaan untuk peningkatan aktivitas
produksi sehari-hari.
6. Belajar untuk menghilangkan kesan
cambukan SDM dalam peningkatan
produktivitas sebagai upaya mereka
untuk menjadi karyawan pilihan dalam
satu bulan, tetapi membuat mereka
melakukannya secara tulus.
7. Mempelajari keahlian manajemen
dengan baik dan mengetahui kebutuhan
karyawan dan sumber daya perusahaan
lainnya agar semua elemen yang
berperan dalam TQM dapat bekerja
sampai pada titik tertinggi
8. Menghindari titik kepuasan karyawan
yang akan menyebabkan mereka
berhenti untuk meningkatkan
produktivitas dan justru sebaliknya
harus mempelajari hal-hal yang
membakar semangat mereka pada saat
proses TQM berlangsung.
Pelaksanaan Model TQM harus berpegang
pada prinsip-prinsip kesuksesan model
TQM berikut.
1. Kesuksesan TQM membutuhkan
perubahan tingkah laku dan budaya
2. Manajemen TQM harus dipisah dari
HRD dan Manajemen Organisasional
(OM), dengan kata lain divisi TQM
hendaknya dibuat tersendiri.
3. Kesuksesan sistem TQM adalah
kemampuan untuk memadukan
manajemen organisasi dengan
Departemen Human Resource
Development.
4. TQM, HRM, dan OM haruslah
memiliki satu kesatuan pandangan dan
berkesinambungan.
Dua macam pendekatan Model TQM
adalah sebagai berikut.
1. Traditional Management Approach
(Model Pendekatan Tradisional)
Model ini adalah model yang paling
sering digunakan, yaitu pimpinan
perusahaan membuat suatu pendekatan
TQM dengan memaksakan penerapan
TQM yang akan diberlakukan ke HRD
dan OM. Hal ini berarti bahwa
pimpinan tidak berdampingan dengan
HRD dan OM dalam merancang TQM
itu sendiri. Akibatnya adalah
pendekatan ini dapat mengalami
kegagalan sebanyak 80%. Hal itu
terjadi karena yang terkesan dari TQM
dengan pendekatan ini adalah Rat Race
atau perburuan hadiah yang akan
menimbulkan cara-cara tidak sehat atau
Run end atau kinerja yang mendadak
berhenti ketika seorang karyawan
merasa tidak mampu ataupun sudah
puas.
2. Integrated Management Approach
(Model Pendekatan Terpadu)
TQM adalah perpaduan dan
penyeimbangan antara budaya kerja
yang telah ada di OM dan HRD dengan
budaya yang akan diciptakan oleh
TQM sehingga tercipta suatu garis
tengah yang menjembatani semua
kebutuhan dan kebudayaan HRD dan
OM dengan alur dari TQM dengan
tujuan yang dibawa oleh TQM. Dengan
demikian, di antara ketiganya akan
tercipta suatu integritas, kesepahaman,
tanpa adanya rasa saling dirugikan dan
mereka akan berkinerja lebih baik tanpa
perlu merasakan aura kompetisi yang
tidak sehat seperti Rat Race dan Runs
end. Tingkat keberhasilan sangat tinggi
mengingat akan disesuaikan antara
tingkat keberhasilan yang diinginkan
perusahaan dengan kemampuan dan
kemauan para pelaksana.
Model TQM yang Disederhanakan
Untuk beberapa perusahaan, akan menjadi
sangat sulit ditemukan titik temu dalam
perencanaan TQM pendekatan terpadu. Ada
beberapa hal yang dapat dijadikan prinsip,
di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Para manajer berkomitmen untuk
melaksanakan model yang akan mereka
buat bersama
2. Formula sederhananya adalah HRD +
Organisation Development = TQM.
Keduanya harus saling meleng melengkapi
tanpa harus merugikan salah satunya. Cara gampang untuk membuat TQM
yang disederhanakan dengan membuat
bagan sebagai berikut.
Bagan Model TQM yang Disederhanakan
Reality pada proses sehari hari organisasi
TQM yang diinginkan
Reality kinerja SDM sehari hari
Dari model di atas dapat dilihat bahwa
TQM yang disederhanakan dalam model
integritas adalah bentukan dari titik tengah
kinerja karyawan yang ditingkatkan dengan
proses kinerja perusahaan yang juga
ditingkatkan. Keduanya mengalami titik
temu, sehingga karyawan tidak merasa
terpaksa melakukan TQM dan perusahaan
juga mampu meningkatkan kualitas proses
kerja mereka dengan kapasitas yang
diterima karyawan.
7. SIMPULAN
Bahwa pendekatan yang digunakan
perusahaan dalam rangka mencapai nilai
optimal, sebaiknya menggunakan Total
Quality Management. Karena Total Quality
Management adalah suatu upaya
pemberdayaan menyeluruh dari elemen
perusahaan yang bekerja pada satu visi
untuk meraih objective bersama dari
perusahaan.
Kerangka dari TQM adalah sumber
daya yang dapat diandalkan, selanjutnya
menghasilkan efektifivas dan efisiensi dari
kinerja perusahaan, yang menghasilkan
produk yang berkualitas, sehingga kepuasan
konsumen akan dapat diraih dengan mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar